Aliran dana keluar asing masih deras membuat pasar keuangan RI tertekan pada pekan pertama November ini.,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu bahkan sempat nyaris ambruk 2% sehari dan berlanjut sampai Senin pekan ini (11/11/2024) IHSG sempat terkoreksi ke level 7100.
Jika melihat secara teknikal, dari posisi All Time HIgh (ATH) di level 7900 sampai ke posisi terkini pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (13/11/2024) di 7328,56, IHSG sudah ambruk sekitar 7%.
Salah satu faktorIHSG terkoreksi adalah arus dana keluar asing yang deras. Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang pekan pertama November, asing sudah keluar Rp4,50 triliun.
Net sell tersebut semakin menambah arus keluar yang tebal dari asing sejak 22 Oktober lalu. Jika ditelisik, net buy asing hanya terjadi pada 4 dan 5 November, meskipun nilainya tipis.
Saham perbankan big caps terpantau menjadi yang paling banyak dilego asing, selama sepekan ini saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) keluar Rp2,3 triliun, diikuti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1,7 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp1,5 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBN) sebanyak Rp517,2 miliar.
Lantas, apa yang harus kita lakukan?
Kembali pada pergerakan teknikal, kejatuhan IHSG membuat posisinya semakin mendekati support di 7045. Jika ke depan tekanan jual asing mulai mereda, maka potensial rebound semakin meningkat.
Selanjutnya, ada baiknya kita berfokus pada apa yang bisa kita lihat, dengan IHSG turun, banyak punya saham big caps yang berfundamental baik juga ikut turun yang membuat harga saham terdiskon, artinya kesempatan investing kembali lagi.