Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menargetkan Indonesia akan terbebas dari impor solar pada 2026 mendatang. Hal tersebut seiring dengan langkah pemerintah yang akan menggenjot program mandatori biodiesel hingga 50% atau B50 pada 2026 mendatang.
Bahlil membeberkan, pada Januari 2025 mendatang, pemerintah secara bertahap akan memulai terlebih dahulu pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40). Setelah itu, pemerintah akan meningkatkannya kembali menjadi B50 pada tahun berikutnya.
“Insya allah 2026 kita akan sudah masuk ke B50. 1 Januari 2025 kita sudah go dengan B40. Jadi kalau B50 kita langsung adakan di 2026, insyaallah tidak lagi kita melakukan impor solar,” kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII, Senin (2/12/2024).
Sebagaimana diketahui, mengutip data dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, total impor produk BBM RI pada 2023 mencapai 26,897 juta kilo liter (kl). Jumlah tersebut turun sebesar 964 ribu kl dari sebelumnya 27,861 juta kl pada 2022 lalu.
Berdasarkan data tersebut, penurunan impor signifikan terlihat untuk jenis avtur, bensin RON 92 (setara BBM Pertamax), HOMC, hingga Solar (gasoil).
Untuk impor avtur pada 2023 tercatat turun menjadi 278 ribu kl dari sebelumnya 448 ribu kl pada 2022. Lalu, impor bensin RON 92 turun menjadi 4,67 juta kl dari 6,39 juta kl pada 2022.
Impor HOMC juga turun menjadi 215 ribu kl dari 369 ribu kl. Dan impor Solar (gasoil) turun menjadi 5,14 juta kl dari 5,27 juta kl pada 2022.
Namun demikian, untuk impor bensin RON 90 (setara BBM Pertalite) terpantau mengalami kenaikan menjadi 16,12 juta kl pada 2023 dari 15,11 juta kl pada 2022. Begitu juga dengan impor bensin RON 95 naik menjadi 267.000 kl dari 115.000 kl pada 2022.
Berikut data impor BBM RI pada 2023:
Avtur: 278 ribu kl.
Avgas: 1.000 kl
Bensin RON 90: 16,12 juta kl
Bensin RON 95: 267 ribu kl
Bensin RON 92: 4,67 juta kl
Naphta: 0
HOMC: 215 ribu kl
Gasoil/ Solar: 5,14 juta kl
Minyak bakar (Fuel Oil): 197 ribu kl
MDF: 7.000 kl
TOTAL: 26,89 juta kl.