Harga batu bara ICE Newscastle kontrak September masih bertahan di level tertinggi selama dua bulan terakhir.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan global pada akhir perdagangan kemarin, Senin (6/8/2024) berakhir di posisi US$ 145,75 per ton, tidak berubah dari posisi akhir pekan lalu.
Pergerakan Harga Batu Bara ICE Newscastle
Harga batu bara masih bertahan dalam tren kenaikan seiring dengan prospek permintaan naik jelang akhir tahun, meskipun prospek pertumbuhan energi terbarukan meningkat.
Menurut International Energy Agency, konsumsii batu bara global diproyeksi masih akan tetap relatif stabil tahun ini dan tahun depan.
Selain itu, data terbaru menunjukkan bahwa impor batubara Tiongkok melalui jalur laut meningkat sebesar 11% secara tahunan (yoy) pada periode Januari-Juni 2024. Sebagai catatan, per akhir tahun lalu, negeri asal Panda ini menguasai 27,5% pasar batubara lintas laut global.
Bila melihat sesuai periode kontrak, harga batu bara untuk yang berakhir September pada kemarin terbilang jadi yang paling bertahan, sementara kontrak lainnya hingga 12 bulan ke depan terpantau turun.
Melansir Montel, penurunan harga tersebut seiring dengan harga gas yang mengalamipenurunan signifikan hari ini, di tengah lemahnya pasar karbon dan perkiraan menunjukkan penurunan suhu di seluruh Eropa yang akan menurunkan permintaan dari sektor listrik untuk pendingin udara.
Kontrak acuan bulan depan TTF Belanda terakhir kali terlihat turun EUR 1,23 menjadi EUR 35,14/MWh di Ice Endex.
Harga batu bara juga tidak terpengaruh dengan kepanikan yang melanda pasar saham saat ini. Seperti diketahui, pasar saham dunia berguguran karena meningkatnya kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS). Bursa Asia juga ambruk di mana Nikkei paling parah yakni 12%.
Indeks Nasdaq jatuh paling parah hingga 3,43% % ke posisi 16.200,08. Kemudian diikuti S&P 500 ambles 3% ke posisi 5.186,33, sementara Dow Jones Industrial Average Indeks (DJI) ambruk 2,60% menuju 38.703,27.