Harga emas terbang pekan ini setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan pemangkasan suku bunga acuan pada September mendatang.
Merujuk Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.443,29 per troy ons pada perdagangan Jumat (2/8/2024) atau melemah 0,09%. Pelemahan ini datang setelah emas terbang tinggi pada Selasa dan Rabu pekan ini.
Namun, harga emas terbang 2,42% dalam sepekan. Kenaikan ini mengakhiri catatan buruk emas yang melemah pada dua pekan beruntun sebelumnya.
Harga emas bahkan melambung hingga 5,26% sepanjang Juli sebelum melemah tipis di Agustus. Kenaikan 5,26% dalam sebulan di Juli kemarin adalah yang tertinggi sejak Maret 2024 (9,26%).
Dua Musuh Emas Bertekuk Lutut Karena Fed
Kenaikan harga emas pekan ini dipicu oleh sinyal pemangkasan suku bunga The Fed.
Seperti diketahui, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Rabu waktu AS (31/7/2024). The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.
The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, Juni 2024, dan Juli 2024.
Berbeda dengan rapat Juni 2024, The Fed pada rapat Juli kemarin lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.
“Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September,” kata ChairmanThe Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat, dikutip dari CNBC International.
Kebijakan The Fed yang mulai dovish diperkuat dengan data terbaru ekonomi AS.
Tingkat pengangguran AS melonjak ke angka 4,3% pada Juli 2024 dari 4,1% pada Juni 20024. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021 dan jauh di atas ekspektasi pasar yakni 4,1%.
Penambahan pekerja untuk non-farm payrolls juga hanya 114.000 pada Juli, jauh di bawah Juni yang tercatat 179.000 dan di bawah ekspektasi pasar yakni 175.000.
Kenaikan pengangguran dan rendahnya non-farm payrolls ini menunjukkan jika pasar tenaga kerja AS sudah mendingin dan terimbas oleh suku bunga tinggi.
Pelaku pasar pun optimis jika kondisi tenaga kerja di Juli akan menambah ruang pemangkasan suku bunga The Fed.�
Meningkatnya ekspektasi pemangkasan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury ambruk.
Indeks dolar ambruk ke 103, 28 atau menjadi level terendah sejak 14 Maret 2024 atau empat bulan lebih. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun jatuh ke 3,796% yang merupakan level terendahnya sepanjang tahun ini.
Dolar AS dan imbal hasil US Treasury selama ini menjadi dua musuh abadi yang menghalangi pergerakan harga emas dan logam lainnya seperti perak.
Emas akan tumbang jika dolar AS dan US Treasury menguat. Emas dibeli melalui konversi dolar sehingga kenaikan dolar membuat harga emas makin mahal dibeli. Kondisi ini membuat orang menahan pembelian emas.
Logam mulia juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga jika imbal hasil US Treasury naik maka emas menjadi tidak menarik.
Dengan melemahnya dolar dan imbal hasil US Treasury maka harga emas pun terbantu naik.