Dana Moneter Internasional (IMF) menyambut baik kinerja ekonomi Indonesia yang kuat. Ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh stabil 5,1% pada 2025 hingga 2027. Ini ditopang oleh kinerja ekonomi dan rekam jejak kebijakan yang baik.
Stabilitas ini dinilai baik di tengah beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global.
Dikutip dari laporan Article IV Consultation tahun 2024 yang dirilis kemarin (7/8/2024), IMF sepakat bahwa risiko secara umum seimbang dalam jangka pendek, sambil mencatat ketidakpastian yang signifikan dari kondisi keuangan global yang lebih ketat, ketegangan geopolitik, dan volatilitas harga komoditas.
IMF secara tegas mengarisbawahi perihal fiskal di masa transisi pemerintahan Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo.
“Para Eksekutif Direktur iMF menyambut baik komitmen otoritas terhadap disiplin fiskal. Mereka menilai bahwa defisit yang sedikit lebih sempit pada tahun 2024 dan 2025 akan mendukung pertumbuhan sambil menjaga ruang fiskal untuk membantu menanggapi risiko penurunan,” tulis iMF, dikutip Kamis (8/8/2024).
IMF melihat ruang untuk memperkuat kerangka fiskal untuk memungkinkan lebih banyak kebijakan kontra-siklus dalam batas anggaran. Oleh karena itu, IMF mendukung upaya untuk memperkuat mobilisasi pendapatan dan merampingkan subsidi energi untuk menciptakan ruang bagi kebutuhan belanja pembangunan dalam aturan fiskal.
Lebih lanjut, IMF menyambut baik penurunan inflasi ke kisaran target dan sepakat bahwa sikap kebijakan moneter harus tetap bergantung pada data, dengan nilai tukar yang fleksibel bertindak sebagai peredam guncangan.
Mereka sepakat bahwa intervensi pasar valuta asing harus digunakan dengan bijaksana dalam guncangan dan keadaan tertentu, dengan memperhatikan pelestarian penyangga cadangan.
“Beberapa Direktur IMF mendorong otoritas untuk menyediakan data intervensi valuta asing. Direktur mendukung upaya pendalaman pasar keuangan dan penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter,” tulis IMF.
IMF juga menyoroti tujuan Indonesia mencapai status berpendapatan tinggi pada tahun 2045. IMF mencatat bahwa mencapai hal ini secara inklusif akan memerlukan reformasi struktural yang ambisius, termasuk tata kelola dan antikorupsi, meningkatkan hasil pembelajaran, logistik dan infrastruktur, mendorong keterbukaan perdagangan, dan meningkatkan perlindungan sosial.
Dalam hal ini, IMF menilai transisi dari langkah-langkah relaksasi perdagangan atau non-tariff barriers akan menjadi penting untuk mendukung pertumbuhan inklusif dan integrasi ekonomi global, sementara kebijakan industri harus menargetkan kegagalan pasar, meminimalkan distorsi perdagangan dan investasi.
IMF menyambut baik komitmen otoritas untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan penggundulan hutan. Rencana untuk pembangkitan listrik di luar jaringan, reformasi subsidi energi dan penetapan harga karbon, dan penghapusan bertahap langkah-langkah non-tarif terkait akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan iklim.