Perang di Timur Tengah yang semakin meluas membuat ketidakpastian semakin tinggi. Pasar keuangan pun bergejolak dan membuat mata uang di dunia melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS)
Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (16/10/2024).
“Arah dari FFR kalau ada perbedaan gak terlalu besar tapi karena ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dampaknya terhadap UST 2 dan 10 tahun yang kami perkirakan terus turun, sekarang malah naik,” terangnya.
Dolar Indeks juga kembali menguat sehingga membuat mata uang banyak negara termasuk rupiah jatuh. “Bulan lalu sudah 101 bahkan mengarah 100, begitu ada ketegangan geopolitik Timur Tengah sekarang 103, malah di atas 103,” ujar Perry.
BI masih berpandangan FFR akan turun pada November dan Desember masing-masing satu kali. Sementara tahun depan diperkirakan penurunan sebanyak tiga atau empat kali.
“Nah tiga hal itu yang berpengaruh terhadap aliran masuk portofolio asing ke berbagai dunia dan nilai tukar,” pungkasnya.