Siap Meledak! Harga Bitcoin Menuju Rp 1,3 Miliar

Bitcoin
Foto: Reuters

Bitcoin (BTC) mengalami apresiasi pasca bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal reserve (The Fed) memutuskan memangkas suku bunga acuannya pada pekan lalu. Lantas, berapa proyeksi BTC di akhir 2024 ini?

Dilansir dari Refinitiv, sejak akhir Agustus 2024 hingga 22 September 2024, BTC telah melonjak 7,23%. Sementara sejak akhir 2023 hingga 22 September 2024, BTC telah melesat 48%.

Per hari ini (23/9/2024), tepatnya pukul 09:41 WIB, BTC terpantau mengalami apresiasi sebesar 0,97% di angka US$63.826 atau sekitar Rp 966,64 juta (US$1= Rp15145).

Kenaikan BTC pada September kali ini tidak terlalu mengejutkan pelaku pasar, mengingat pada Kamis (19/9/2024) dini hari waktu Indonesia, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) dari yang sebelumnya 5,25-5,50% menjadi 4,75-5,00%.

The Fed dalam keterangannya menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan karena meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2%. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bps adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

“Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps,” tulis The Fed dalam website resmi mereka.

Tidak sampai di situ, dalam dokumen Summary Economic Projections (SEP), dot plot matrix menunjukkan sembilan dari 19 pejabat The Fed berekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 bps di sisa tahun ini.

Pemangkasan suku bunga The Fed yang cukup agresif akan membuat risk asset cenderung mengalami kenaikan, salah satunya BTC.

Hal ini terbukti beberapa jam sebelumnya Powell menyampaikan hasil FOMC pada Kamis dini hari, BTC ditutup di angka US$60.221 pada 18 September 2024. Kemudian BTC melesat 4,67% pada penutupan keesokan harinya di angka US$63.034.

Jika The Fed terus memangkas suku bunganya, maka diharapkan, alokasi dana akan mulai bergeser dari surat utang jangka pendek maupun cash ke aset yang lebih berisiko.

Selain itu, secara historis, kuartal empat menjadi kuartal yang penuh dengan optimisme. Pasalnya dalam 13 tahun terakhir, rata-rata return pada kuartal empat yakni sebesar 75,07%.

Pada 2023 saja, kuartal empat memberikan return sebesar 56,6%.

Dikutip dari CNBC International, kepala riset aset digital di VanEck, Matthew Sigel mengatakan bahwa hubungan paling erat BTC selama ini adalah hubungan positif dengan pertumbuhan uang dan hubungan negatif dengan dolar AS.

Ia juga menyampaikan rasa optimismenya bahwa dengan langkah ini dari Fed, ia percaya kemungkinan kinerja kuat BTC di Q4 meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*